Bila mendengar kata herpes, masih banyak orang yang mengidentikkannya dengan penyakit kelamin yang menular. Hal ini tidak sepenuhnya salah, namun tidak juga sepenuhnya benar. Mengapa demikian? Karena herpes juga dapat terjadi di sekitar rongga mulut. Perlu diketahui, bahwa penyakit herpes dapat digolongkan menjadi dua macam yaitu
herpes zooster (yang lebih dikenal dengan cacar air) dan
herpes simpleks. Keduanya sama-sama disebabkan oleh virus, namun jenis virusnya berbeda, di mana herpes zooster disebabkan oleh
virus varicela zoster (VVZ) sedangkan herpes simpleks disebabkan oleh
Herpes Simplex Virus (HSV). Perbedaan jenis virus ini tentu saja membuat manifestasi klinisnya juga berbeda. Dalam artikel ini akan lebih banyak dibahas mengenai herpes simpleks, terutama yang terjadi di daerah rongga mulut.
HSV sendiri ada dua macam meski keduanya dapat saling berhubungan, yaitu tipe 1 yang dikaitkan dengan infeksi di daerah bibir dan rongga mulut dan tipe 2 yang bermanifestasi di genital (alat kelamin). Begitu seseorang terinfeksi HSV baik tipe 1 maupun tipe 2, virus ini akan terus berada di syaraf dalam keadaan laten dan sewaktu-waktu penyakit ini dapat kambuh lagi.
Gmbr. Infeksi herpes pada penderita dua hari setelah onset (sumber : http://www.lib.uiowa.edu)
|
Serangan pertama atau disebut infeksi primer dari HSV tipe 1 biasa terjadi pada anak-anak dan remaja, sedangkan infeksi primer dari HSV tipe 2 lazim dijumpai setelah pubertas dan ditularkan secara seksual. Selama terjadi serangan, virus keluar dari persyarafan menuju kulit atau membran mukosa di mana ia berkembang biak dan menimbulkan gejala klinis. Setelah setiap serangan, virus ini akan kembali ke serabut syaraf dan kembali memasuki fase laten yaitu keadaan istirahat.
Pertama kali seseorang merasakan serangan virus herpes simpleks ini, umumnya keluhannya jauh lebih berat daripada serangan kambuhan (rekuren) meski ada sebagian kasus dimana keluhan pasien sangat ringan bahkan tidak terasa apa-apa. Gejala umum dari infeksi HSV tipe 1 adalah yang disebut
herpetic gingivostomatitis. Periode inkubasi umumnya 4 hingga 5 hari kemudian gejala diawali dengan demam. Pasien dapat merasa rasa sakit, panas dan perih atau gatal terutama pada saat makan dan minum. Gusi dapat membengkak dan mudah berdarah.
Gambar. Herpes labialis, vesikel telah pecah dan menjadi krusta ( Sumber : http://dermnetnz.org/viral/herpes-simplex.html ) |
Di dalam rongga mulut dapat timbul vesikel (gelembung) berukuran kecil yang umumnya berkelompok dan dapat dijumpai di bagian dalam bibir, lidah, tenggorokan, langit-langit dan di bagian dalam pipi. Selanjutnya vesikel ini akan pecah dan menjadi ulkus (luka) yang dipermukaannya terdapat semacam lapisan kekuningan. Pada saat inilah rentan terjadi penularan karena vesikel tersebut mengeluarkan cairan yang mengandung jutaan virus herpes simpleks. Kelenjar getah bening setempat yaitu di sekitar leher dapat membesar dan saat ditekan terasa lunak.
Selain
herpetic gingivostomatitis, HSV tipe 1 juga dapat bermanifestasi di bibir dan sering disebut
herpes labialis. Gejalanya kurang lebih sama dengan yang telah dikemukakan di atas.
Bagaimana cara penularannya?Infeksi ini dapat diteruskan dari seseorang yang sedang mengalami infeksi aktif, atau dari penderita tanpa gejala apapun. Pada saat sedang dalam keadaan aktif, virus berada di
saliva (liur) dan sekresi genital dan dapat berada di situ selama sedang terjadi serangan klinis dan beberapa hari atau minggu setelahnya. Penyebaran virus dapat terjadi dengan kontak langsung dengan sekresi yang terinfeksi atau dengan kontak langsung dengan kulit penderita di daerah yang terinfeksi. Kenyataan bahwa penyakit ini sering ditularkan selama kegiatan vaginal, anal ataupun oral seks membuat penyakit herpes sering dikategorikan sebagai
sexual transmitted disease.
Apa yang menjadi pemicu virus yang sedang dalam keadaan laten menjadi aktif kembali?
Rekurensi atau kambuhnya penyakit ini sering dikaitkan dengan menurunnya imun tubuh, atau pada saat penderita mengalami stress emosional. Selain itu radiasi ultraviolet yaitu paparan sinar matahari yang berlebihan, faktor hormonal, atau adanya infeksi lain dan trauma pada daerah yang terkena juga dapat menjadi faktor pemicu aktifnya virus herpes simpleks ini. Namun pada banyak kasus ada juga kemungkinan penyakit herpes kambuh tanpa alasan yang jelas. Umumnya penyakit ini akan sembuh dalam waktu 7-10 hari tanpa menyisakan jaringan parut. Bila keluhan tidak begitu berat, infeksi HSV tipe 1 ini tidak membutuhkan perawatan. Namun kebanyakan kasus membutuhkan perawatan dengan obat antivirus contohnya aciclovir
!