Sirih lebih dari sekedar tanaman biasa yang tumbuh merambat di halaman belakang rumah kita. Tanaman ini menyimpan banyak sekali khasiat, dan telah dijadikan tanaman obat bahkan sejak berabad-abad yang lampau. Tanaman yang memiliki nama latin Piper betle Linn. (dalam bahasa Inggris: Betel) ini tumbuh subur di beberapa negara di Asia seperti India, Srilanka, Indonesia, Malaysia, Filipina, serta di Afrika Timur. Hampir semua bagian dari tanaman ini dapat digunakan sebagai obat namun yang paling banyak digunakan adalah daunnya. Sirih adalah salah satu dari 13 jenis obat yang memiliki aktivitas antibakteri paling tinggi karena senyawa fenol yang dikandungnya, jauh lebih kuat dari fenol yang terdapat pada tanaman lain. Selain sebagai antibakteri, sirih juga memiliki efek antioksidan, anti inflamasi, dan pada beberapa penelitian dikatakan sirih juga bersifat anti alergi.
Nenek moyang kita mewariskan pengetahuan tradisional agar mengunyah daun sirih (istilahnya menginang, namun biasanya sirih dikunyah bersama kapur dan gambir) untuk melawan bau mulut, menyembuhkan luka kecil di mulut, memperkuat gigi, dan menghentikan perdarahan gusi. Pengalaman empiris ini dibuktikan dalam banyak penelitian ilmiah, sehingga kini banyak dikembangkan produk kesehatan gigi yang mengandung minyak daun sirih, mulai dari obat kumur hingga pasta gigi. Zat aktif yang digunakan pada kebanyakan pasta gigi di pasaran umumnya adalah fluor dalam bentuk senyawa natrium florida (NaF). Dari penelitian telah terbukti bahwa ternyata aktivitas antibakteri minyak atsiri daun sirih lebih besar dibandingkan senyawa fluor, terutama terhadap S mutans yang menyebabkan karies gigi
!