Pernah menyaksikan reality show di televisi yang mengubah penampilan seseorang secara besar-besaran? Serangkaian prosedur dilakukan untuk memperbaiki kekurangan fisik si peserta, mulai dari operasi plastik di berbagai bagian wajah dan tubuh, sedot lemak, diet ketat,hingga gigi pun turut dipermak. Tentu saja acara ini melibatkan tim dokter spesialis yang berkompeten di bidang masing-masing, dan khusus untuk perbaikan gigi dibutuhkan seorang c
osmetic dentist.
Dr. William Dorfman turut berperan dalam mempopulerkan istilah
cosmetic dentistry secara global, sejak kemunculannya di acara “
Extreme Makeover” di salah satu kanal tv kabel. Seperti halnya
general dentistry,
Cosmetic dentistry sebetulnya meliputi perawatan yang biasa dilakukan oleh dokter gigi pada umumnya, tapi tidak hanya itu. Perawatan ini lebih fokus kepada penampilan pasien, tidak hanya pada gigi tapi juga senyum yang indah yang membentuk harmoni dengan wajah secara keseluruhan. Pekerjaan ini menuntut seorang dokter gigi profesional yang memiliki jiwa artistik, yang mampu memadukan fungsi dengan keindahan, dan pasien mendapat tampilan yang natural.
Prinsip yang diusung tetap sama, yaitu tetap konservatif. Artinya menghindari “
unnecessary dentistry”, dengan melakukan tindakan yang sebetulnya berlebihan dan tidak perlu. Material pilihan yang banyak digunakan umumnya keramik dan resin komposit dengan teknologi yang canggih. Seorang
cosmetic dentist juga banyak terbantu dengan teknologi komputer yang disebut digital imaging, sehingga hasil perawatan dapat diprediksi dengan membuat gambar sebelum-dan-sesudah perawatan. Pasien bisa mendapat gambaran seperti apa giginya setelah perawatan selesai. Teknologi lain seperti laser juga makin sering digunakan.
Sumber: http://www.aboutcosmeticdentistry.com/dentists/hartley_b/photo_342.htm (Photos courtesy of Bruce W. Hartley DDS , - Los Altos, California)
Seperti yang dilakukan oleh dr. Bill Dorfman di
reality show yang dibintanginya itu, perawatan cosmetic dentistry mencakup pembuatan porcelain veneers (porselen yang melapisi gigi atau mahkota tiruan terbuat dari porselen), dental bleaching/pemutihan gigi, dental implant, hingga smile makeover dan full mouth reconstruction. Intinya membuat pasien puas dengan hasil perawatan yang nampak sealami mungkin. Tapi perlu diingat bahwa pasien juga harus realistis, karena ini bukan sulap. Sebelum dilakukan tindakan perlu evaluasi secara menyeluruh untuk membuat rencana perawatan terbaik bagi pasien. Selain itu, bidang ini bukan merupakan spesialisasi tersendiri di bidang kedokteran gigi, jadi tidak ada batasan bagi seorang dokter gigi umum untuk dapat dikatakan sebagai cosmetic dentist. Namun untuk melakukan cosmetic dentistry yang sesungguhnya, dibutuhkan latihan dan ketekunan yang dapat memakan waktu hingga bertahun-tahun, disertai komitmen yang kuat, investasi yang cukup besar, dan cinta terhadap pekerjaan
!