Sebuah studi baru menemukan, paparan bahan kimia di tempat kerja banyak menyebabkan kasus asma, terutama untuk tukang pipa, pekerja yang bekerja dengan cat semprot dan penata rambut.
Para peneliti di Swedia menemukan banyak pekerja yang terpapar zat beracun saat melakukan pekerjaan mereka walaupun mereka telah menggunakan peralatan pelindung yang disarankan.
Penelitian internasional tersebut melibatkan lebih dari 13.000 orang dewasa di Swedia, Norwegia, Denmark, Islandia dan Estonia. Kasus asma merupakan salah satu penyakit yang paling umum bagi orang dewasa. Penelitian menunjukkan, total kejadian pada kasus baru adalah 1,3 kasus asma dari 1.000 orang pria, dan 2,4 kasus asma dari 1.000 orang wanita.
Para peneliti baru-baru ini melaporkan secara online di Annals of Hygiene Kerja bahwa tujuh persen dari kasus asma terjadi pada kalangan perempuan dan hingga 14 persen pada pria, berhubungan dengan tempat dimana mereka kerja.
"Untuk bisa bekerja secara proaktif, adalah penting untuk menunjukkan mana zat di tempat kerja yang meningkatkan risiko asma dan mana pekerjaan yang memiliki resiko tinggi," kata Linnea Lillienberg, seorang peneliti di Sahlgrenska Academy, University of Gothenburg, dalam rilis berita universitas, seperti dilansir oleh medicinenet
.com.
Studi ini mengungkapkan, pekerja berikut memiliki risiko lebih besar untuk terkena asma karena paparan kimia beracun yang berada pada tempat kerja, seperti berikut:
- Pekerja cat semprot terkena senyawa yang disebut diisosianat yang terkandung dalam cat
- Tukang pipa yang menangani perekat dan busa insulasi
- Pekerca cuci yang melakukan kontak dengan deterjen
- Pekerja kesehatan dan pelayanan sosial yang menggunakan sarung tangan lateks dan terkena deterjen
- Pekerja makanan dan industri tembakau yang terpapar protein tertentu
- Penata rambut yang menangani bahan kimia yang digunakan untuk memutihkan
- Pekerja kecantikan kuku yang menggunakan lem
"Beberapa orang lebih rentan daripada yang lain," tambah Lillienberg. "Misalnya, orang yang memiliki alergi terhadap serbuk akan lebih sering terkena asma jika mereka terkena protein dari tumbuhan dan hewan. Tetapi jika kita melihat individu yang tidak memiliki tingkat kerentanan yang tinggi, risiko lebih besar terjadi di antara mereka yang terkena epoxy dan diisosianat, yang ditemukan di lem, pernis dan plastik busa. Diantara wanita yang tidak memiliki alergi serbuk, risiko meningkat terutama di antara mereka yang berhubungan dengan deterjen."
sumber: klikdokter(dot)com