Perlengkapan tidur yang dibutuhkan agar seorang bayi dapat tidur dengan aman dan nyaman. Prinsip pemilihannya tempat tidur yang utama adalah keamanan. Namun, perlu juga diingat, bahwa tidak ada peralatan sehebat apapun yang dapat menggantikan orang tua yang penuh kasih sayang dan responsif.
Jika kita menonton film dari negara barat, kita dapat melihat bahwa sejak bayi, anak memiliki kamar sendiri. Hal ini tentunya berbeda dengan budaya di negeri kita, dimana pada umumnya bayi tidur bersama orang tua. Ada sesuatu yang sangat nyaman tentang kebersamaan baik bagi anak yang baru lahir maupun bagi orang tua. Biasanya bayi tidur bersama orang tua pada satu tempat tidur. Ada juga yang menggunakan ayunan, tempat tidur gulung, atau tempat tidur bayi di dekat tempat tidur (co-sleeper).
Jika anak Anda tidak terlalu aktif, ayunan atau tempat tidur gulung dapat digunakan selama dua sampai tiga bulan pertama. Pastikan kedua peralatan memiliki alas yang cukup luas sehingga tidak akan roboh.
Ketika tiba waktunya memilikih sebuah tempat tidur bayi, maka sisi yang terpenting adalah tempat tidur yang akan menjaga anak dalam keadaan aman. Ada beberapa sisi praktis yang perlu diperhatikan:
- Penutup samping harus bisa naik dan turun dengan mudah dan tidak menimbulkan suara.
- Penutup yang bisa dioperasikan dengan satu tangan akan memberikan kemudahan terutama saat Anda sedang membawa bayi atau popok dan pakaian basah
- Tempat tidur kokoh dan tidak bergoyang-goyang atau berderit.
- Hati-hati dengan tempt tidur yang terbuat dari baja karena rentan goyang atau memiliki bagian yang tajam pada pengelasannya.
- Cari tempat tidur yang mudah dipasang dan tidak memerlukan banyak alat.
Setelah memilih tempat tidur yang baik, kita perlu memperhatikan beberapa petunjuk atau rekomendasi berkaitan dengan risiko bahaya yang dihadapi oleh bayi saat tidur, seperti kehabisan napas, tegencet, tercekik, dan jatuh. Sudden Infant Death Syndrome (SIDS) merupakan penyebab kematian terbesar pada bayi berumur 1 sampai 12 bulan (paling sering pada bayi berumur 2 – 4 bulan). Di Amerika Serikat 2500 kasus SIDS terjadi setiap tahunnya. Sebagian besar kasus SIDS berkaitan dengan tidur bayi dan bayi yang meninggal karena SIDS tidak menunjukkan tanda-tanda penderitaan.
Faktor risiko utama SIDS adalah posisi tidur bayi yang tengkurap. Berbagai penelitian menunjukkan tidur dalam posisi tengkurap meningkatkan insiden SIDS. Beberapa peneliti memiliki dugaan bahwa posisi tengkurap memberikan tekanan pada rahang bayi, sehingga mempersempit jalan napas bayi.
Teori lain adalah bahwa dalam posisi tengkurap terdapat risiko bayi menhirup kembali udara yang telah dihembuskannya, terutama jika bayi tidur pada matras yang lembut atau dengan adanya mainan boneka, atau bantal di dekat wajahnya. Benda-benda tersebut dapat memperangkap udara yang dihembuskan bayi, sehingga kadar karbondioksida terakumulasi dan kadar oksigen menurun.
Beberapa bayi tidak memiliki refleks bernapas yang berkembang baik, sehingga tidak bisa berjuang untuk bernapas jika sebuah selimut atau benda lain menutup jalan napasnya. Bayi-bayi ini kemungkinan memiliki kelainan pada nukelus arkuat-nya, yaitu bagian otak yang mengontrol pernapasan dan reaksi bangun dari tidur.
Karena itu, untuk mencegah atau memperkecil risiko SIDS sampai bayi berusia 12 bulan, ikuilah petunjuk-petunjuk ini:
- Baringkan selalu anak dalam posisi terlentang, wajah menengadah ke atas.
- Jangan meletakkan bantal, boneka, selimut berbulu, atau alat lain di tempat tidur bayi.
- Gunakanlah matras yang kaku dan ukurannya pas dengan ukuran tempat tidur.
Berdasarkan penelitian, tidak ada peningkatan risiko tersedak pada bayi yang tidur terlentang. Namun, pada bayi dengan kondisi medis tertentu, seperti gastroesophageal reflux disease (GERD) atau kelainan saluran napas atas tertentu, tidur dalam posisi tengkurap lebih baik. Karena itu, konsultasikanlah dengan dokter anak Anda mengenai keadaan-keadaan khusus ini. Selain itu, untuk mencegah perubahan bentuk kepala (terdapat bagian yang sedikit mendatar) karena terlalu terlentang terlalu lama, posisi bayi dapat diubah-ubah secara teratur. Pada siang hari, dalam pengawasan, bayi dapat diletakkan pada posisi tengkurap lebih sering.
Bayi sering tidak memiliki kekuatan atau koordinasi untuk membebaskan diri jika sesuau menggencet lehernya. Karena itu, perlu dipastikan:
- Tebal rusuk tempat tidur bayi tidak lebih dari 2 3/8 inci (± 6 cm).
- Ukuran desain-desain potongan papan atas atau papan bawah tempat tidur. Potongan-potongan dekoratif yang diameternya lebih dari 2 3/8 inci (± 6 cm) dapat membuat kepala bayi tergencet di sela-selanya.
- Tebal tonggak-tonggak sudut tidak lebih dari 1/16 inci (± 0,2 cm), karena selimut dan bahan kain lainnya dapat tersangkut dan kemudian melilit leher anak.
- Mobil-mobilan dan mainan lain diletakkan di luar jangkauan anak yang sudah cukup besar untuk duduk
- Letak tempat tidur bayi jauh dari jendela dengan tali-tali yang menjuntai dari korden.
Saat anak sudah mulai dapat memegang benda-benda, ada kemungkinan ia akan memasukkan benda-benda tersebut ke dalam mulutnya (usia 5 – 6 bulan), sehingga nak bisa tercekik. Untuk mencegahnya, maka:
- Berhati-hati dengan mainan-mainan yang bagian-baian kecilnya bisa patah, seperti boneka binatang dengan mata kancing atau truk mainan dengan ban yang longgar. Benda apa pun yang diameternya < 1 ¾ inci (± 4,5 cm) cukup kecil untuk bisa masu ke dalam saluran napas bayi.
- Periksa tempat tidur bayi kalau ada serpihan-serpihan plastik.
Sedangkan untuk mencegah bayi terjatuh atau benda-benda terjatuh menimpanya:
- Jangan tempatkan tempat tidur bayi di bawah rak buku, gambar yang berat atau gantungan-gantungan di dinding yang bisa jatuh.
- Pastikan penyokong matras tertempel rapat pada papan bawah dan papan atas
- pasang matras dengan posisi yang tepat.
- Begitu anak telah mencapai tinggi 35 inci (± 89 cm) atau lebih, atau bisa berdiri ke penutup tempat tidur, seudah waktunya memindahkan anak ke tempat tidur biasa.
Perlengkapan tempat tidur bayi sebaiknya bersifat minimalis. Semakin banyak bahan kain yang mengelilingi seorang bayi, semakin banyak kesempatan terjadinya bahya kehabisan napas dan muncul tungau debu. Tungau debu merupakan salah satu alergen (pencetus reaksi alergi) yang paling umum. Bahan nilon dan sintetis lainnya bisa mengerut dan meningkatkan risiko bahaya tercekik.
Lampu malam dekat tempat tidur bayi bisa berbahaya. Begitu bayi yang sudah bisa merangkak, berjalan, dan menggenggam dapat meraih lampu tersebut dan ada kemungkinan bayi mengalami luka bakar. Karena itu, jika akan menggunakan lampu malam perlu diperhatika beberapa hal. Pertama, sambungan perlu diletakkan pada dinding tinggi, di luar jangkauan anak. Kedua, jauhkan lampu-lampu tersebut dari gorden atau bahan-bahan lain yang mudah terbakar. Lampu yang dapat dipilih adalah neon mini yang lebih redup dari lampu standar.
Beberapa bayi ternyata bisa tertidur lebih mudah bila di sekitarnya terdengar dengungan lirih atau “suara bising”. Untuk itu, Anda bisa memutar radio atau telvisi pada channel “statis” dan membiarkannya menyala dengan suara rendah. Musik yang lembut juga memiliki efek menenangkan yang sama. Namun, Anda harus waspada, jika anak terbiasa tertidur dengan suara-suara atau sensasi ini, maka ia akan sulit tidur jika tidak ada suara-suara tersebut
!sumber: klikdokter(dot)com